Senin, 07 Januari 2013

PENTINGNYA PENDIDIKAN ORANG TUA BAGI PENDIDIKAN ANAK


PENTINGNYA PENDIDIKAN ORANG TUA
BAGI PENDIDIKAN ANAK

Analisis

Pendidikan anak dalam lingkup orang tua berbeda dengan pendidikan anak di lembaga pendidikan. Yang dimaksud dengan pendidikan ini adalah dimana orang tua mengasuh anaknya muai dari berperilaku yang baik, memenuhi kebutuhan anak, memberikan kasih sayang dan perhatian, membekali anak dengan pendidikan, memberikan contoh yang baik, mewujudkan minatnya, dan memberikan kesempatan agar ia berkembang dengan baik dan beradaptasi dengan lingkungan yanhg baik.
Pendidikan bagi anak merupakan salah satu hal penting yang tidak bisa diabaikan oleh para orang tua. Karena dengan pendidikanlah anak mampu untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Oleh karena itu sebagai orang tua, berkewajiban untuk memberikan pendidikan yang terbaik pada anak. Mereka harus pandai-pandai mengatur kegiatan sehari-hari anaknya. Tapi kebanyakan orang tua saat ini merasa takut gagal dalam mendidik anak, mereka mengabaikan pendidikan anaknya. Hal ini biasanya terjadi di desa-desa. Mereka lebih mementingkan kehidupan dari pada pendidikan. Seperti yang kita ketahui anak-anak yang baru lulus SMP, disuruh berhenti sekolah oleh orang tuanya dan memilihkan pendamping untuk anaknya. Diantaranya faktor-faktor yang menyebabkan yaitu:
-          Masalah ekonomi
-          Tidak adanya motivasi dari orang tua
-          Kurang pintarnya orang tua dalam masalah pendidikan, karena tidak pernah masuk dalam bangku sekolah.
Orang tua merupakan orang pertama yang menjadi pendidik, bagi anak-anaknya  meskipun setelah beranjak usia ± 5 tahun, nantinya mereka menyekolahkan anaknya di lembaga pendidikan. Bukan berarti orang tua lepas tangan begitu saja, anak-anak sampai kapanpun memerlukan arahan dan bimbingan dari orang tua. Karena apabila dilihat dari pentingnya orang tua bagi anaknya, pendidikan yang terbaik tetap saja terletak pada orang tua.
Kurangnya kasih sayang, perhatian, pengawasan serta arahan terhadap anak, akan mengakibatkan anak memiliki kepribadian yang kurang baik. Dalam hal itu bukan berarti orang tua harus memanjakan anak. Biasanya kemanjaan ini terjadi dalam sebuah keluarga yang memiliki anak tunggal, anak pertama, anak bungsu, dan anak laki-laki yang hidup diantara saudara perempuannya dan sebaliknya. Kemanjaan ini muncul akibat perhatian dan kasih sayang orang tua yang berlebihan. Akibatnya, anak manja tumbuh sebagai sosok yang egois, selalu bimbang, berkepribadian lemah, dan tidak mampu menentukan pilihannya sendiri. Ibu karena ia terbiasa hidup bergantung kepada  orang lain.
Sejak zaman dahulu orang tua mengharapkan anak bisa menjadi orang. Demikian juga orang sekarang ini juga masih ingin anaknya menjadi orang yang sukses. Memang banyak cara dan jalan yang ditempuh orang tua untuk mencapai tujuannya, ada yang berhasil, ada yang tidak berhasil pula. Sering terlihat bahwa orang tua mungkin kehilangan keyakinan akan kemampuannya sendiri dalam mendidik, atau mungkin menganggap bahwa orang lain lebih mampu mendidik anaknya daripada mendidiknya sendiri. Terlihat gejala-gejala yang ada saat ini yaitu sejak bayi, anak sudah dipercayakan kepada pengasuh. Bahkan ada yang mengasramakan anaknya di lembaga pendidikan seperti pondok pesantren.
Banyak orang tua menjadi orang tua yang tidak tahu apa yang anaknya lakukan untuk anak-anaknya dan apa perannya sebagai orang tua. Banyak cara mendidik anaknya seolah-olah anak menjadi kelinci percobaan dalam usaha pendidikan. Akhirnya, dengan biaya yang cukup, orang tua mengirim anak untuk mengecap pendidikan di luar negeri. Tapi kadang-kadang pendidikan di luar pendidikan orang tua tideak selalu menghasilka yang diharapkan orang tua.
Contoh saja: anak yang diasramakan diharapkan ia belajar dengan baik dengan memperoleh raport yang bagus. Ternyata anak tersebut pulang dengan hasil naik kelas, tapi dengan akibat sampingan yaitu perasaan dendam dan tidak hormat kepada orang tua karena sejak kecil sudah tidak merasakan kasih sayang orang tua. Padahal sesungguhnya orang tua bekerja keras untuk dapat menyekolahkan dan membiayai pendidikan di asrama.
Tujuan pendidikan dan cara pendidikan harus bersandar pada kesepakatan orang tua, yang manakah yang diinginkan dan diutamakan, tentunya orang tua yang bertanggung jawab agar anaknya mendekati kesempurnaan.
Seorang anak sangat membutuhkan lingkungan keluarga khususnya orang tua, karena melalui orang tua lah anak mendapatkan perlindungan agar tidak berakibat mengecewakan pada perkembangan anak perlu diusahakan lingkungan yang bebas dari keranjauan. Lingkungan pendidikan bebas dari hal-hal yang kelak bisa menjadi hambatan dalam perkembangan anak. Sebagai langkah awal, orang tua perlu mencapai kesepakatan mengenai pendidikan agama dengan menciptakan suasana-suasana yang aman dan tentram.
Oleh karena itu, orang tua memiliki peran penting dalam pendidikan anak dengan memperhatikan berbagai aspek kehidupan. Biasanya beraneka ragam cara yang dilakukan oleh orang tua dalam mendidik anak misalnya bersikap ketat dan ada juga yang bersikap tenag dan lembut.
Tapi dilihat dari kedekatan antara anak dengan orang tua, ibulah yang berperan penting dalam pendidikan anaknya karena sejak masih dalam kandungan anak sudah mendapatkan pendidikan, apabila setelah bayi tersebut sudah lahir dan tumbuh dewasa. Pasti seorang ibulah yang berperan aktif dalam mengasuh dan memperhatikan anaknya. Beda lagi dengan ayah, dia bertugas untuk mencari nafkah demi kelangsungan hidup keluarganya. Kalaupun sibuk dengan perannya seorang ayah juga masih bisa berperan dan berpartisipasi dalam pendidikan anak walaupun tidak seaktif seorang ibu.
Biasanya seorang ibu sudah lelah dari pekerjaan rumah tanga setiap hari, sehingga dalam keadaan tertentu, cara mendidiknya dipengaruhi oleh emosi. Misalnya suatu kebiasaan yang seharusnya dilakukan oleh anak, anak tiodak perlu melakukannya, bila ibu dalam keadaan senang. Sebaliknya bila ibu sedang dalam keadaan lelah, maka apa yang harus dilakukan anak disertai dengan bentakan-bentakan. Contoh lain bisa dilihat keteraturan belajar, bila anak diasakan untuk belajar setiap sore mulai pukul 16.00, tetapi ibu yang sedang mendampingi anaknya belajar kedatangan tamu, sehingga acara belajar itu dibatalkan. Perubahan arah pendidikan tersebut di atas akhirnya menyebabkan anak tidak memiliki pegangan yang pasti, tidak ada pengarahan perilaku yang tetap dan tidak ada kepastian perilaku yang benar atau salah. Ibu dalam memberikan ajaran dan pendidikan harus konsisten, tidak boleh berubah-ubah.
Untuk menjadi pendidik yang baik, maka seharusnya orang tua melakukan hal-hal sebagai berikut:
-          Memberikan dukungan penuh pada anak dalam segala hal
-          Menyediakan waktu yang cukup bagi anak, sehingga anak mau mencurahkan isi hatinya dan hendaknya orang tua mau mendengar dan memberikan solusi permasalahan anak.
-          Belajar bersama anak, mengontrol apakah anak sudah mengerjakan kewajibannya sebagai peserta didik dan apabila ada suatu kesulitan, orang tua harus bisa membantu untuk menyelesaikannya.
-          Mengajarkan tanggung jawab pada anak, dalam hal ini orang tua bisa memulai dari memberikan pekerjaan rumah tangga yang ringan seperti mencuci piring, membersihkan kamar dan mainan mereka.
-          Menjadi teman terbaik bagi anak.
Biasanya orang tua yang melakukan hal-hal ini adalah orang tua yang sangat memperhatikan masa depan anak khususnya dalam pendidikan. Mereka berusaha keras mengarahkan dan membimbing anaknya . Dan akhirnya terbukti mereka berhasil.
Sebaliknya, kita lihat saja orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya, apabila orang tuanya adalah seorang pegawai mereka sering pergi ke luar kota, pagi berangkat dan pulang malam. Akibatnya anak tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang serta terabaikannya pendidikan anak. Akhirnya anak menjadi salah pergaulan, apalagi saat ini pergaulan bebas marak di masyarakat.
    
                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar