Senin, 07 Januari 2013


TELA‘AH MATERI AL-QUR’AN HADITS KELAS VI
MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran al-Qur’an dan Hadis adalah bagian dari mata pelajaran agama Islam di madrasah ibtidaiyah. Pelajaran ini merupakan sarana untuk mengenalkan kepada siswa tentang al-Qur’an dan hadits, baik mengenai ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits, terjemahannya, kandungannya, tajwidnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pelajaran ini bertujuan memberi motivasi, bimbingan, pemahaman, kemampuan, dan penghayatan terhadap isi al-Qur’an dan hadis. Dengan demikian, diharapkan dapat mewujudkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari sebagai manifestasi iman dan takwa kepada Allah swt dan juga diharapkan dapat lebih tuntas dalam belajar al-Qur’an dan hadis, khususnya dan pelajaran agama pada umumnya.
B. Rumusan Masalah
Melihat latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam makalah ini adalah:
1.      Apakah sudah sesuai materi Qur’an Hadits pada setiap masing-masing kelas?
2.      Apakah sudah sesuai materi Qur’an Hadits bila dilihat dari aspek metodologi, psikologi, social, dan pendidikan?



BAB II
PEMBAHASAN
B. Peng an Materi Al-Qur’an Hadits MI Kelas 6
a)      Semester 1
1.      Pelajaran 1: Surah ad-Duha
a)      Standar Kompetensi
Ø  Menghafal surah pendek secara benar dan fasih
Ø  Memahami arti surah pendek
b)      Kompetensi Dasar
Ø  Membaca surah ad-Duha secara benar dan fasih
Ø  Menghafalkan surah ad-Duha secara benar dan fasih
Ø  Memahami isi kandungan surah ad-Duha
c)      Materi Pembelajaran
a)      Lafal surah ad-Duha
Ø  Melafalkan surah ad-Duha dengan baik dan benar
Ø  Menghafalkan surah ad-Duha dengan baik dan benar
b)      Menerjemahkan surah ad-Duha
Ø  Mufradat (Arti Kata)
Ø  Terjemahan ayat
Ø  Kandungan surah ad-Duha

  1. Pelajaran 2: Hadits tentang Keutamaan Memberi
a)      Standar Kompetensi
Ø  Memahami hadits tentang keutamaan memberi
b)      Kompetensi Dasar
Ø  Menerjemahkan hadits tentang keutamaan memberi
Ø  Menghafal hadits tentang keutamaan memberi
Ø  Menunjukkan perilaku orang yang suka memberi
Ø  Menerapkan sikap suka memberi kepada sesama
c)      Materi Pembelajaran
Ø  Lafal hadits tentang keutamaan memberi
Ø  Menerjemahkan hadits tentang keutamaan memberi
·         Mufradat (Arti kata)
·         Terjemahan hadits
·         Kandungan hadits
Cara melatih bersikap pemurah adalah:
a)      Suka memberi makanan, hadiah kepada pengemis, tetangga, dan teman-teman.
b)      Menyadari bahwa harta yang kita miliki adalah amanah Allah yang di dalamnya ada hak orang lain yang harus kita berikan
c)      Meyakini bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari Allah SWT.
Menurut hasil telaah kami, pada kelas 6 semester 1, materinya sudah baik, namun terdapat kurangnya keterangan pada pelajaran 1 tentang surah ad-Duha dan KD yang terdapat pada pelajaran 2 tentang hadits tentang keutamaan memberi sebaiknya  ditambahkan keterangan juga.
b.      Semester 2
  1. Pelajaran 3: Surah al-Bayyinah
a)      Standar Kompetensi
Ø  Menghafal surah pendek secara benar dan fasih
Ø  Memahami arti surah pendek
b)      Kompetensi Dasar
Ø  Membaca surah al-Bayyinah secara benar dan fasih
Ø  Menghafalkan surah al-Bayyinah secara benar dan fasih
Ø  Memahami isi kandungan surah al-Bayyinah
c)      Materi Pembelajaran
Ø  Lafal surah al-Bayyinah
-        Melafalkan surah al-Bayyinah dengan baik dan benar
-        Menghafalkan surah al-Bayyinah dengan baik dan benar
  1. Pengertian menghafal
Ada dua perkara mendasar yang membedakan penghafal al-Qur’an dengan penghafal lainnya, yaitu sebagai berikut:
a)      Penghafal al-Qur’an dituntut untuk menghafal keseluruhan, baik hafalan maupun ketelitian. Artinya, tidak disebut penghafal al-Qur’an apabila hanya menghafal lafalnya tanpa memerhatikan kaidah tilawah dan tajwid yang benar.
b)      Penghafal Al-Qur’an harus menekuni, merutinkan, dan mencurahkan segenap tenaga untuk  melindungi hafalan dari kelupaan. Maksudnya, barang siapa menghafal, kemudian lupa karena menyepelekannya bukanlah disebut penghafal.
  1. Praktik menghafal al-Qur’an surah al-Bayyinah
Ø  Menerjemahkan surah al-Bayyinah
-        Mufradat (Arti Kata)
-        Terjemahan ayat
Ø  Kandungan surah al-Bayyinah
  1. Pelajaran 4: Hadits tentang Amal Saleh
a)      Standar Kompetensi
Ø  Memahami hadits tentang amal saleh
b)      Kompetensi Dasar
Ø  Menerjemahkan hadits tentang amal saleh
Ø  Menghafalkan hadits tentang amal saleh
Ø  Menunjukkan sikap beramal saleh
Ø  Menerapkan perilaku suka beramal saleh
c)      Materi Pembelajaran
Ø  Lafal hadits tentang amal saleh
Ø  Menerjemahkan hadits tentang amal saleh
-        Mufradat (Arti Kata)
-        Terjemahan hadits
-        Kandungan hadits
Semua amal saleh yang dilakukan manusia di dunia akan terputus setelah meninggal dunia, kecuali tiga perkara, yaitu:
  1. Sedekah jariyah, adalah sedekah yang dapat membawa manfaat bagi banyak orang
  2. Ilmu yang bermanfaat
  3. Anak yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya.
Anak yang saleh, cirinya adalah:
a.       Berbakti kepada orang tua;
b.      Memberikan perhatian dan kasih sayang kepada orang tua, apalagi setelah mereka lanjut usia;
c.       Bermuka manis dan tidak membentak atau berkata kasar kepada orang tua;
d.      Mendoakan kedua orang tua;
e.       Menyambung silaturrahmi dengan saudara atau teman orang tua;
f.       Menjaga nama baik orang tua, yaitu dengan:
-        Menjaga diri dalam pergaulan,
-        Tidak mencela orang tua orang lain,
-        Melanjutkan kebaikan yang telah diperbuat orang tua, dan
-        Tidak mengikuti keburukan atau kesalahan orang tua.
Menurut hasil telaah kami, pada kelas 6 semester 2,   materinya sudah baik, namun terdapat kekurangan dalam penempatan materinya pada pelajaran 3 tentang surah al-Bayyinah. Dan perlunya tambahan keterangan pada KD pelajaran 4 tentang hadis tentang amal saleh.
BAB III
ANALISIS
Setelah adanya peng an materi al-Qur’an Hadits MI, kami menelaah bahwa ternyata masih ada beberapa hal yang masih perlu disesuaikan pembagian babnya dan materi ajarnya yang menurut kami memang sudah baik, namun akan lebih baik lagi jika beberapa hal tersebut kita sesuaikan kembali.
Dari itu, disini kami mencoba untuk menganalisis materi al-Qur’an Hadits sesuai kelas dan materi ajarnya sebagai berikut:
Semester 1
  1. Pelajaran 1
Menurut hasil telaah kami, pada pelajaran 1 dalam   materi pembelajaran point (a) menghafalkan surah ad-Duha dengan baik dan benar sebaiknya di dalam materi ini di tambahkan keterangan tentang pengertian menghafal (al-hifz) dan ditambahkan lagi praktik menghafal al-Qur’an surah ad-duha. Alasannya yaitu agar siswa bias mengetahui pengertian menghafal (al-hifz) dan bisa membedakan menghafal (al-hifz) dengan penghafal lainnya, serta diharapkan mampu praktik menghafal al-Qur’an surah ad-Duha dengan baik dan benar.  
  1. Pelajaran 2
Menurut hasil telaah kami, KD hadits tentang keutamaan memberi sebaiknya ditambahkan keterangan membaca hadits tentang keutamaan memberi. Alasannya yaitu untuk meguatkan dan membiasakan siswa membaca dan menerapkan ilmu tajwid yang sebelumnya telah dipelajari.
Semester 2
  1. Pelajaran 3
Menurut hasil telaah kami, materi pembelajaran point i Pengertian Menghafal (al-Hifz) dihapus saja dan ditempatkan pada semester 1 pelajaran 1 seperti dalam analisis pertama tadi. Alasannya yaitu supaya lebih sesuai lagi dalam penempatannya dan lebih runtut materinya.
  1. Pelajaran 4
Menurut hasil telaah kami, seperti dalam analisis kedua tadi, KD hadits tentang amal saleh sebaiknya ditambahkan keterangan membaca hadits tentang amal saleh. Alasannya yaitu untuk menguatkan bacaan siswa dikarenakan di dalam   materi pembelajaran terdapat materi lafal hadits tentang amal saleh sehingga akan lebih jelas lagi kompetensi yang hendak dicapai. Namun menurut kami, urutan pemg an materinya sudah sesuai.
Analisis Aspek-Aspek Kesesuaian Materi
  1. Aspek Metodologi
Dalam penyampaian materi al-Qur’an Hadits ini banyak sekali metode yang dapat diterapkan, namun tidak semua metode dapat diterapkan pada tiap materi yang diajarkan. Guru harus pandai-pandai dalam memilih metode yang akan digunakan, jangan sampai peserta didik merasa jenuh dengan materi yang ada. Dari hasil telaah kami, metode yang paling sesuai dengan materi ajar al-Qur’an Hadits adalah metode ceramah, metode Tanya jawab, metode cerita, metode praktik dan metode suri tauladan:


1)      Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan suatu metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa pada umumnya secara pasif. Metode ceramah adalah metode yang paling sering digunakan dalam proses pembelajaran. Metode ini dianggap paling murah dan paling mudah dilaksanakan , karena tidak membutuhkan persiapan yang matang.
2)      Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dengan  siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya siswa menjawab.
Metode ini digunakan tidak lepas dari metode lain, yaitu ceramah dan pemberian tugas, yaitu peserta didik diberi tugas membaca dahulu materi yang ada sudah tertulis dalam buku bacaan atau buku teks.
3)      Metode Cerita
Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman (2007: 62) Al-Qur’an dan Hadits banyak meredaksikan kisah untuk menyampaikan pesan-pesannya. Seperti kisah malaikat, para Nabi umat terkemuka pada zaman dahulu dan sebagainya.
4)      Metode Praktik
Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda seperti diperagakan, dengan harapan anak didik menjadi jelas sekaligus dapat mempraktekkan materi yang dimaksudkan. 


5)      Metode Suri tauladan
Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman metode yang dapat diartikan sebagai tauladan yang baik. Denga adanya teladan yang baik itu, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau mengikutinya, karena memang pada dasarnya dengan adanya contoh ucapan , perbuata dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu merupakan suatu amaliah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.
  1. Aspek Psikologi
Psikologi adalah ilmu yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan lingkungan. Dalam aspek ini, al-Qur’an Hadits sangat berperan dalam perkembangan psikis siswa karena dengan mengetahui kandungan dari surah-surah pendek dan kandungan dari hadits, siswa akan berpikir, memahami apa yang terkandung dalam al-Qur’an dan hadits yang sebelumnya mungkin belum diketahuinya sehingga materi al-Qur’an hadis tersebut sangat berpengaruh terhadap keadaan psikis siswa.
Siswa akan merasakan manfaat dari mempelajari al-Qur’an hadis. Sehingga akan sangat berpengaruh pada proses berpikir siswa dalam menentukan tindakan yang akan siswa lakukan.
  1. Aspek Sosial
Sosial dapat berarti kemasyarakatan. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain. Dalam aspek ini, materi al-Qur’an hadis MI ada banyak yang bias menjadikan siswa dapat berinteraksi social dengan siapa saja, baik itu dengan keluarga, teman sebaya, maupun dengan masyarakat sekitarnya.
Diantaranya materi hadis tentang persaudaraan, hadits tentang silaturrahmi, hadis tentang menyayangi anak yatim, hadits tentang hormat kepada orang tua, dan lain sebagainya. Sehingga siswa mampu berinteraksi social dengan sesama baik dengan keluarga, teman, dan lingkungan masyarakat dan diharapkan siswa mampu bersosialisasi dengan baik sesuai dengan tuntutan agama.
  1. Aspek pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Materi pelajaran al-Qur’an hadis MI bila dilihat dari aspek pendidikan banyak sekali nilai pendidikan yang dapat kita ambil. Misalnya pada materi hadis tentang keutamaan memberi.
Hadis tersebut memberikan pelajaran bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah, memberi lebih baik dari pada meminta-minta. Selain itu pada materi kaidah ilmu tajwid juga mendidik siswa dalam mengetahui cara membaca al-Qur’an yang baik dan benar dan masih banyak lagi nilai pendidikan lainnya yang dapat diambil pada materi-materi al-Qur’an hadits MI. Mengingat bahwa al-Qur’an hadits merupakan sumber bagi pedoman hidup sehingga sangat berperan dalam mendidik siswa.   








BAB IV
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan:
  1. Sistematika pengajaran materi al-Qur’an Hadits MI sudah baik, namun ada beberapa sub bab yang perlu diperbaiki kembali dan sub bab yang   materinya perlu ditambah lagi agar siswa lebih jelas memahami materi ajar. Diantaranya:
a.       Pada semester 1
Pelajaran 1 tentang surah ad-Duha materinya point (b) menghafalkan surah ad-Duha secara benar dan fasih sebaiknya ditambahkan keterangan pengertian menghafal (al-Hifz) dan praktik menghafal al-Qur’an surah ad-Duha. Pelajaran 2 tentang hadis tentang keutamaan memberi KD ditambahkan dengan membaca hadis tentang keutamaan memberi.
b.      Pada semester 2
Pelajaran 3 tentang surah al-Bayyinah   materi point i.  pengertian menghafal (al-Hifz) sebaiknya dihapus saja dan diletakkan di semester 1 pelajaran 1. Pelajaran 4 tentang hadis tentang amal saleh KD ditambahkan keterangan membaca hadis tentang amal saleh.   
  1. Materi al-Quir’an Hadits MI pada kelas 6 sudah sesuai, tapi ada beberapa sub bab yang perlu diperbaiki.
  2. materi al-Quir’an Hadits MI bila dilihat dari aspek metodologi, psikologi, social, dan pendidikan sudah sesuai dan memiliki pengaruh yang baik bagi kepribadian peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Saifuddin, Metodologi Studi Islam,  Jepara: INISNU, 2010.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2002.
Fata Choirul, Cinta Al-Qur’an dan Hadis 6 untuk Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009.
Khoiri, Nur, Metodologi Pembelajaran PAI, Jepara: INISNU,2011.
Pajar, HA. Malik, Visi Pembaruan Pendidikan Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar