TELA‘AH
MATERI AL-QUR’AN HADITS KELAS VI
MADRASAH
IBTIDAIYAH (MI)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Mata
pelajaran al-Qur’an dan Hadis adalah bagian dari mata pelajaran agama Islam di
madrasah ibtidaiyah. Pelajaran ini merupakan sarana untuk mengenalkan kepada
siswa tentang al-Qur’an dan hadits, baik mengenai ayat-ayat al-Qur’an dan
hadits-hadits, terjemahannya, kandungannya, tajwidnya dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari. Pelajaran ini bertujuan memberi motivasi, bimbingan,
pemahaman, kemampuan, dan penghayatan terhadap isi al-Qur’an dan hadis. Dengan
demikian, diharapkan dapat mewujudkan perilaku dalam kehidupan sehari-hari
sebagai manifestasi iman dan takwa kepada Allah swt dan juga diharapkan dapat
lebih tuntas dalam belajar al-Qur’an dan hadis, khususnya dan pelajaran agama
pada umumnya.
B.
Rumusan Masalah
Melihat
latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dipaparkan dalam
makalah ini adalah:
1. Apakah
sudah sesuai materi Qur’an Hadits pada setiap masing-masing kelas?
2. Apakah
sudah sesuai materi Qur’an Hadits bila dilihat dari aspek metodologi,
psikologi, social, dan pendidikan?
BAB
II
PEMBAHASAN
B.
Peng an Materi Al-Qur’an Hadits MI Kelas 6
a) Semester 1
1. Pelajaran
1: Surah ad-Duha
a) Standar
Kompetensi
Ø Menghafal
surah pendek secara benar dan fasih
Ø Memahami
arti surah pendek
b) Kompetensi
Dasar
Ø Membaca
surah ad-Duha secara benar dan fasih
Ø Menghafalkan
surah ad-Duha secara benar dan fasih
Ø Memahami
isi kandungan surah ad-Duha
c) Materi
Pembelajaran
a) Lafal
surah ad-Duha
Ø Melafalkan
surah ad-Duha dengan baik dan benar
Ø Menghafalkan
surah ad-Duha dengan baik dan benar
b) Menerjemahkan
surah ad-Duha
Ø Mufradat
(Arti Kata)
Ø Terjemahan
ayat
Ø Kandungan
surah ad-Duha
- Pelajaran
2: Hadits tentang Keutamaan Memberi
a) Standar
Kompetensi
Ø Memahami
hadits tentang keutamaan memberi
b) Kompetensi
Dasar
Ø Menerjemahkan
hadits tentang keutamaan memberi
Ø Menghafal
hadits tentang keutamaan memberi
Ø Menunjukkan
perilaku orang yang suka memberi
Ø Menerapkan
sikap suka memberi kepada sesama
c) Materi
Pembelajaran
Ø Lafal
hadits tentang keutamaan memberi
Ø Menerjemahkan
hadits tentang keutamaan memberi
·
Mufradat (Arti
kata)
·
Terjemahan
hadits
·
Kandungan hadits
Cara
melatih bersikap pemurah adalah:
a) Suka
memberi makanan, hadiah kepada pengemis, tetangga, dan teman-teman.
b) Menyadari
bahwa harta yang kita miliki adalah amanah Allah yang di dalamnya ada hak orang
lain yang harus kita berikan
c) Meyakini
bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan akan mendapat balasan dari Allah SWT.
Menurut
hasil telaah kami, pada kelas 6 semester 1, materinya sudah baik, namun
terdapat kurangnya keterangan pada pelajaran 1 tentang surah ad-Duha dan KD
yang terdapat pada pelajaran 2 tentang hadits tentang keutamaan memberi
sebaiknya ditambahkan keterangan juga.
b. Semester 2
- Pelajaran
3: Surah al-Bayyinah
a) Standar
Kompetensi
Ø Menghafal
surah pendek secara benar dan fasih
Ø Memahami
arti surah pendek
b) Kompetensi
Dasar
Ø Membaca
surah al-Bayyinah secara benar dan fasih
Ø Menghafalkan
surah al-Bayyinah secara benar dan fasih
Ø Memahami
isi kandungan surah al-Bayyinah
c) Materi
Pembelajaran
Ø Lafal
surah al-Bayyinah
-
Melafalkan surah
al-Bayyinah dengan baik dan benar
-
Menghafalkan
surah al-Bayyinah dengan baik dan benar
- Pengertian
menghafal
Ada dua perkara mendasar yang membedakan
penghafal al-Qur’an dengan penghafal lainnya, yaitu sebagai berikut:
a) Penghafal
al-Qur’an dituntut untuk menghafal keseluruhan, baik hafalan maupun ketelitian.
Artinya, tidak disebut penghafal al-Qur’an apabila hanya menghafal lafalnya
tanpa memerhatikan kaidah tilawah dan tajwid yang benar.
b) Penghafal
Al-Qur’an harus menekuni, merutinkan, dan mencurahkan segenap tenaga untuk melindungi hafalan dari kelupaan. Maksudnya,
barang siapa menghafal, kemudian lupa karena menyepelekannya bukanlah disebut
penghafal.
- Praktik
menghafal al-Qur’an surah al-Bayyinah
Ø Menerjemahkan
surah al-Bayyinah
-
Mufradat (Arti
Kata)
-
Terjemahan ayat
Ø Kandungan
surah al-Bayyinah
- Pelajaran
4: Hadits tentang Amal Saleh
a) Standar
Kompetensi
Ø Memahami
hadits tentang amal saleh
b) Kompetensi
Dasar
Ø Menerjemahkan
hadits tentang amal saleh
Ø Menghafalkan
hadits tentang amal saleh
Ø Menunjukkan
sikap beramal saleh
Ø Menerapkan
perilaku suka beramal saleh
c) Materi
Pembelajaran
Ø Lafal
hadits tentang amal saleh
Ø Menerjemahkan
hadits tentang amal saleh
-
Mufradat (Arti
Kata)
-
Terjemahan
hadits
-
Kandungan hadits
Semua amal saleh yang dilakukan manusia
di dunia akan terputus setelah meninggal dunia, kecuali tiga perkara, yaitu:
- Sedekah
jariyah, adalah sedekah yang dapat membawa manfaat bagi banyak orang
- Ilmu
yang bermanfaat
- Anak
yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya.
Anak
yang saleh, cirinya adalah:
a. Berbakti
kepada orang tua;
b. Memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada orang tua, apalagi setelah mereka lanjut
usia;
c. Bermuka
manis dan tidak membentak atau berkata kasar kepada orang tua;
d. Mendoakan
kedua orang tua;
e. Menyambung
silaturrahmi dengan saudara atau teman orang tua;
f. Menjaga
nama baik orang tua, yaitu dengan:
-
Menjaga diri
dalam pergaulan,
-
Tidak mencela
orang tua orang lain,
-
Melanjutkan
kebaikan yang telah diperbuat orang tua, dan
-
Tidak mengikuti
keburukan atau kesalahan orang tua.
Menurut
hasil telaah kami, pada kelas 6 semester 2, materinya sudah baik, namun terdapat
kekurangan dalam penempatan materinya pada pelajaran 3 tentang surah
al-Bayyinah. Dan perlunya tambahan keterangan pada KD pelajaran 4 tentang hadis
tentang amal saleh.
BAB
III
ANALISIS
Setelah
adanya peng an materi al-Qur’an Hadits MI, kami menelaah bahwa ternyata masih
ada beberapa hal yang masih perlu disesuaikan pembagian babnya dan materi
ajarnya yang menurut kami memang sudah baik, namun akan lebih baik lagi jika
beberapa hal tersebut kita sesuaikan kembali.
Dari
itu, disini kami mencoba untuk menganalisis materi al-Qur’an Hadits sesuai
kelas dan materi ajarnya sebagai berikut:
Semester
1
- Pelajaran
1
Menurut hasil telaah kami, pada
pelajaran 1 dalam materi pembelajaran point (a) menghafalkan
surah ad-Duha dengan baik dan benar sebaiknya di dalam materi ini di tambahkan
keterangan tentang pengertian menghafal (al-hifz) dan ditambahkan lagi praktik
menghafal al-Qur’an surah ad-duha. Alasannya yaitu agar siswa bias mengetahui
pengertian menghafal (al-hifz) dan bisa membedakan menghafal (al-hifz) dengan
penghafal lainnya, serta diharapkan mampu praktik menghafal al-Qur’an surah
ad-Duha dengan baik dan benar.
- Pelajaran
2
Menurut hasil telaah kami, KD hadits tentang
keutamaan memberi sebaiknya ditambahkan keterangan membaca hadits tentang
keutamaan memberi. Alasannya yaitu untuk meguatkan dan membiasakan siswa
membaca dan menerapkan ilmu tajwid yang sebelumnya telah dipelajari.
Semester
2
- Pelajaran
3
Menurut hasil telaah kami, materi
pembelajaran point i Pengertian Menghafal (al-Hifz) dihapus saja dan
ditempatkan pada semester 1 pelajaran 1 seperti dalam analisis pertama tadi.
Alasannya yaitu supaya lebih sesuai lagi dalam penempatannya dan lebih runtut
materinya.
- Pelajaran
4
Menurut hasil telaah kami, seperti dalam
analisis kedua tadi, KD hadits tentang amal saleh sebaiknya ditambahkan
keterangan membaca hadits tentang amal saleh. Alasannya yaitu untuk menguatkan
bacaan siswa dikarenakan di dalam materi pembelajaran terdapat materi lafal
hadits tentang amal saleh sehingga akan lebih jelas lagi kompetensi yang hendak
dicapai. Namun menurut kami, urutan pemg an materinya sudah sesuai.
Analisis
Aspek-Aspek Kesesuaian Materi
- Aspek
Metodologi
Dalam
penyampaian materi al-Qur’an Hadits ini banyak sekali metode yang dapat
diterapkan, namun tidak semua metode dapat diterapkan pada tiap materi yang
diajarkan. Guru harus pandai-pandai dalam memilih metode yang akan digunakan,
jangan sampai peserta didik merasa jenuh dengan materi yang ada. Dari hasil
telaah kami, metode yang paling sesuai dengan materi ajar al-Qur’an Hadits
adalah metode ceramah, metode Tanya jawab, metode cerita, metode praktik dan
metode suri tauladan:
1) Metode
Ceramah
Metode ceramah merupakan suatu metode
mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
sejumlah siswa pada umumnya secara pasif. Metode ceramah adalah metode yang
paling sering digunakan dalam proses pembelajaran. Metode ini dianggap paling
murah dan paling mudah dilaksanakan , karena tidak membutuhkan persiapan yang
matang.
2) Metode
Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah metode
pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru
dengan siswa. Guru bertanya siswa
menjawab atau siswa bertanya siswa menjawab.
Metode ini digunakan tidak lepas dari
metode lain, yaitu ceramah dan pemberian tugas, yaitu peserta didik diberi
tugas membaca dahulu materi yang ada sudah tertulis dalam buku bacaan atau buku
teks.
3) Metode
Cerita
Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman (2007:
62) Al-Qur’an dan Hadits banyak meredaksikan kisah untuk menyampaikan
pesan-pesannya. Seperti kisah malaikat, para Nabi umat terkemuka pada zaman
dahulu dan sebagainya.
4) Metode
Praktik
Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman
dimaksudkan supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik
menggunakan alat atau benda seperti diperagakan, dengan harapan anak didik
menjadi jelas sekaligus dapat mempraktekkan materi yang dimaksudkan.
5) Metode
Suri tauladan
Menurut Prof. Kukuh Fackhurrohman metode
yang dapat diartikan sebagai tauladan yang baik. Denga adanya teladan yang baik
itu, maka akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain untuk meniru atau
mengikutinya, karena memang pada dasarnya dengan adanya contoh ucapan ,
perbuata dan contoh tingkah laku yang baik dalam hal apapun, maka hal itu
merupakan suatu amaliah yang paling penting dan paling berkesan, baik bagi
pendidikan anak, maupun dalam kehidupan dan pergaulan manusia sehari-hari.
- Aspek
Psikologi
Psikologi
adalah ilmu yang meneliti dan mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan
dengan lingkungan. Dalam aspek ini, al-Qur’an Hadits sangat berperan dalam
perkembangan psikis siswa karena dengan mengetahui kandungan dari surah-surah
pendek dan kandungan dari hadits, siswa akan berpikir, memahami apa yang terkandung
dalam al-Qur’an dan hadits yang sebelumnya mungkin belum diketahuinya sehingga
materi al-Qur’an hadis tersebut sangat berpengaruh terhadap keadaan psikis
siswa.
Siswa
akan merasakan manfaat dari mempelajari al-Qur’an hadis. Sehingga akan sangat berpengaruh
pada proses berpikir siswa dalam menentukan tindakan yang akan siswa lakukan.
- Aspek
Sosial
Sosial
dapat berarti kemasyarakatan. Sosial adalah keadaan dimana terdapat kehadiran
orang lain. Dalam aspek ini, materi al-Qur’an hadis MI ada banyak yang bias
menjadikan siswa dapat berinteraksi social dengan siapa saja, baik itu dengan
keluarga, teman sebaya, maupun dengan masyarakat sekitarnya.
Diantaranya
materi hadis tentang persaudaraan, hadits tentang silaturrahmi, hadis tentang
menyayangi anak yatim, hadits tentang hormat kepada orang tua, dan lain
sebagainya. Sehingga siswa mampu berinteraksi social dengan sesama baik dengan
keluarga, teman, dan lingkungan masyarakat dan diharapkan siswa mampu
bersosialisasi dengan baik sesuai dengan tuntutan agama.
- Aspek
pendidikan
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Materi pelajaran al-Qur’an hadis MI bila dilihat dari aspek
pendidikan banyak sekali nilai pendidikan yang dapat kita ambil. Misalnya pada
materi hadis tentang keutamaan memberi.
Hadis
tersebut memberikan pelajaran bahwa tangan di atas lebih baik dari pada tangan
di bawah, memberi lebih baik dari pada meminta-minta. Selain itu pada materi
kaidah ilmu tajwid juga mendidik siswa dalam mengetahui cara membaca al-Qur’an
yang baik dan benar dan masih banyak lagi nilai pendidikan lainnya yang dapat
diambil pada materi-materi al-Qur’an hadits MI. Mengingat bahwa al-Qur’an
hadits merupakan sumber bagi pedoman hidup sehingga sangat berperan dalam
mendidik siswa.
BAB
IV
PENUTUP
- Kesimpulan
Berdasarkan
uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan:
- Sistematika
pengajaran materi al-Qur’an Hadits MI sudah baik, namun ada beberapa sub
bab yang perlu diperbaiki kembali dan sub bab yang materinya perlu ditambah lagi agar siswa
lebih jelas memahami materi ajar. Diantaranya:
a. Pada
semester 1
Pelajaran 1 tentang surah ad-Duha materinya
point (b) menghafalkan surah ad-Duha secara benar dan fasih sebaiknya
ditambahkan keterangan pengertian menghafal (al-Hifz) dan praktik menghafal
al-Qur’an surah ad-Duha. Pelajaran 2 tentang hadis tentang keutamaan memberi KD
ditambahkan dengan membaca hadis tentang keutamaan memberi.
b. Pada
semester 2
Pelajaran 3 tentang surah al-Bayyinah materi
point i. pengertian menghafal (al-Hifz)
sebaiknya dihapus saja dan diletakkan di semester 1 pelajaran 1. Pelajaran 4
tentang hadis tentang amal saleh KD ditambahkan keterangan membaca hadis
tentang amal saleh.
- Materi
al-Quir’an Hadits MI pada kelas 6 sudah sesuai, tapi ada beberapa sub bab
yang perlu diperbaiki.
- materi
al-Quir’an Hadits MI bila dilihat dari aspek metodologi, psikologi,
social, dan pendidikan sudah sesuai dan memiliki pengaruh yang baik bagi
kepribadian peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Bahri,
Saifuddin, Metodologi Studi Islam,
Jepara: INISNU, 2010.
Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2002.
Fata
Choirul, Cinta Al-Qur’an dan Hadis 6 untuk Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah, Solo:
PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009.
Khoiri,
Nur, Metodologi Pembelajaran PAI, Jepara: INISNU,2011.
Pajar,
HA. Malik, Visi Pembaruan Pendidikan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar